Dr. rer. nat Kartika Senjarini (dosen dan peneliti Universitas Jember) dan Sidrotun Naim, S.Si, M.Mar. St (asisten akademik SITH ITB Bandung) memenangkan kategori life science, sedangkan Dr Eng Hendri Widiyandari, M.Si (dosen Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang) untuk kategori material science Program Loreal-UNESCO For Women in Science 2009 lalu.
Tiga perempuan peneliti memenangi L’Oreal-UNESCO Indonesia Fellowship. Karya-karya mereka menunjukkan besarnya peran perempuan dalam dunia sains dan penelitian. Mereka nantinya menjadi kandidat ajang serupa tingkat internasional. Pemenang ajang tersebut diumumkan di Jakarta, Rabu (24/11/2010).
Tiga karya yang meraih anugerah L’Oreal-UNESCO Indonesia Fellowship tersebut ialah penelitian berjudul ”Pencarian Bahan Antikariogenik dari Tumbuhan Obat Indonesia Terpilih Berdasarkan Etnobotani” karya Harlinda Kuspradini (dosen dan peneliti dari Universitas Mulawarman, Samarinda).
Penelitian berjudul ”Potensi Senyawa Bioaktif Maselignan dari Ekstrak Biji Pala sebagai Agen Antigout Natural pada Model Kultur Sel Makrofag dan Kondrosit In Vitro” karya Yanti (dosen dan peneliti bioteknologi Universitas Atma Jaya, Jakarta) menjadi pemenang lainnya. Judul penelitian lain yang menjadi pemenang ialah ”Damar sebagai Biomaterial Pengemas” karya Noryawati Mulyono (dosen dan peneliti dari Universitas Atma Jaya, Jakarta).
Mereka terpilih dari sekitar 160 penelitian yang masuk. Para pemenang mendapatkan dana bantuan penelitian sebesar Rp 70 juta.
Harlinda mengatakan, dalam dunia sains dan penelitian yang mengedepankan kemampuan berpikir, perempuan mampu berperan besar. Penghargaan terhadap perempuan peneliti dapat ikut memotivasi.
Hal senada diungkapkan Noryawati. ”Mengikuti ajang ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan diri, termasuk dalam penulisan proposal,” ujarnya.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman mengatakan, penghargaan ini merupakan upaya untuk mendorong dan mengeksplorasi potensi sumber daya alam yang ditekankan kepada penelitian bidang Life Sciences dan Material Sciences.
”Ini sekaligus untuk meningkatkan standar penelitian dan menggerakkan para peneliti, terutama perempuan,” ungkapnya.
President Director L’Oreal Indonesia Jean C Letellier melihat semakin banyak perempuan yang berperan dalam sains. Tetapi, banyak yang belum secara maksimal dieksplorasi.
Program Loreal-UNESCO For Women in Science difokuskan kepada tiga kegiatan utama, yakni pemberian awards, fellowship internasional, dan fellowship nasional. Sampai dengan 2010, sebanyak 20 perempuan peneliti muda dari seluruh Indonesia telah menerima fellowship dari program tersebut.
Dr. rer. nat Kartika Senjarini (dosen dan peneliti Universitas Jember) dan Sidrotun Naim, S.Si, M.Mar. St (asisten akademik SITH ITB Bandung) memenangkan kategori life science, sedangkan Dr Eng Hendri Widiyandari, M.Si (dosen Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang) untuk kategori material science Program Loreal-UNESCO For Women in Science 2009 lalu.
Tiga perempuan peneliti memenangi L’Oreal-UNESCO Indonesia Fellowship. Karya-karya mereka menunjukkan besarnya peran perempuan dalam dunia sains dan penelitian. Mereka nantinya menjadi kandidat ajang serupa tingkat internasional. Pemenang ajang tersebut diumumkan di Jakarta, Rabu (24/11/2010).
Tiga karya yang meraih anugerah L’Oreal-UNESCO Indonesia Fellowship tersebut ialah penelitian berjudul ”Pencarian Bahan Antikariogenik dari Tumbuhan Obat Indonesia Terpilih Berdasarkan Etnobotani” karya Harlinda Kuspradini (dosen dan peneliti dari Universitas Mulawarman, Samarinda).
Penelitian berjudul ”Potensi Senyawa Bioaktif Maselignan dari Ekstrak Biji Pala sebagai Agen Antigout Natural pada Model Kultur Sel Makrofag dan Kondrosit In Vitro” karya Yanti (dosen dan peneliti bioteknologi Universitas Atma Jaya, Jakarta) menjadi pemenang lainnya. Judul penelitian lain yang menjadi pemenang ialah ”Damar sebagai Biomaterial Pengemas” karya Noryawati Mulyono (dosen dan peneliti dari Universitas Atma Jaya, Jakarta).
Mereka terpilih dari sekitar 160 penelitian yang masuk. Para pemenang mendapatkan dana bantuan penelitian sebesar Rp 70 juta.
Harlinda mengatakan, dalam dunia sains dan penelitian yang mengedepankan kemampuan berpikir, perempuan mampu berperan besar. Penghargaan terhadap perempuan peneliti dapat ikut memotivasi.
Hal senada diungkapkan Noryawati. ”Mengikuti ajang ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan diri, termasuk dalam penulisan proposal,” ujarnya.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman mengatakan, penghargaan ini merupakan upaya untuk mendorong dan mengeksplorasi potensi sumber daya alam yang ditekankan kepada penelitian bidang Life Sciences dan Material Sciences.
”Ini sekaligus untuk meningkatkan standar penelitian dan menggerakkan para peneliti, terutama perempuan,” ungkapnya.
President Director L’Oreal Indonesia Jean C Letellier melihat semakin banyak perempuan yang berperan dalam sains. Tetapi, banyak yang belum secara maksimal dieksplorasi.
Program Loreal-UNESCO For Women in Science difokuskan kepada tiga kegiatan utama, yakni pemberian awards, fellowship internasional, dan fellowship nasional. Sampai dengan 2010, sebanyak 20 perempuan peneliti muda dari seluruh Indonesia telah menerima fellowship dari program tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar